Jumat, 07 Desember 2012

Dari Titik Aku Melihatmu

sendu dalam sore yang tak menentu
bagiku, ini sudut terbaik untuk mengingatmu
atas ufuk senja yang membantu
melukiskan bayang yang sempat di sampingku

dari titik aku melihatmu
masih di sini
di sudut bangku tua yang kau tempati
lalu, perlahan aku mengusapnya
memberi tanda cinta
sendiri
kamu tak lagi

seperti sekian hari aku sendiri
nyatanya, empat tahun sudut hati ini masih menanti
terlalu lama?
ah, kata orang, kadang cinta itu sia-sia

lagi,
dari titik aku melihatmu
kupikir, kamu pura tak menentu
hanya ingin tegaskan takdir padaku
tentang rasa yang tak mungkin bisa bertemu

kelam kata mereka tentangmu
apa harus kubilang atas cinta aku buta?
mereka lebih buta!
mereka tau cinta buta namun tegaskanku agar tak setia.

terus,
dari titik aku melihatmu
engkau hanya akan bersembunyi di penghujung tahun ini
sedang menulis kisah yang akan atau enggan kausembahkan untukku nanti
entah denganmu, atau orang baru
yang terus kau siapkan padaku

dan hingga nanti,
dari titik aku melihatmu
jika mungkin itu orang baru
kuyakini dialah budakmu
budak yang seharusnya menggantikanmu disisiku
walau kurasa, tak sedikitpun lebih baik darimu




waktu,
kamu mengatakan.
setia- obat peleburnya.
untukmu,
dari seseorang yang kau ajak sendiri mencinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar