Jumat, 06 Mei 2016

k e m b a l i .

Memerlukan keberanian yang tinggi untuk kembali mengisi cerita di buku elektronik ini.
Tapi bagiku bukan masalah, karena aku kehadiran orang baru sebagai objek penceritaan hari-hariku.

Adalah dia, yang setengah tahun belakangan menjadi mimpi besarku, membuatku kembali mengisi waktu untuk belajar tentang rindu.
Mungkin kedewasaanku sedikit banyak teruji di sini, tentang dia yang sama sekali belum mengenalku sebelumnya. Begitupun sebaliknya. Hanya saling tatap di sebuah pojok tongkrongan anak muda.
Kemudian aku tidak menyadari adalah cinta di sana. Berjalan sedemikian rapih, membungkus egoku, dan memainkan seluruh organ tubuhku.

Dari sajak-sajak masa lalu aku belajar, Dari mimpi-mimpi kelam aku menarik sebuah arti ketulusan, Entah baginya aku terbaik apa bukan, setidaknya aku selalu memperjuangkannya mati-matian.

Ketika rindu saja bagiku tidak cukup. Adalah dirinya yang membuatku berjalan dalam mimpi-mimpi yang kutata sendirian. Lalu kuungkapkan padanya, bahwa dia adalah pengisi setiap rak mimpi yang kubanggakan.
Ah, entahlah.
Setengah tahun belakangan.
Aku lebih gila daripada sebuah pemburu cinta dalam kesendirian. Karena aku hanya hamba dalam sebuah perjalanan, yang kemudian hanya mampu menyelipkan namanya dalam antara Bismillah dan Amin yang selalu kudendangkan.

Tuhan, aku jatuh cinta..
Pada orang yang berulangkali menjatuhkanku pada rasa yang sama.
Pada orang yang berulangkali mematahkan harapanku atas mimpi tentangnya.
Pada orang yang menurunkan ceriaku yang menggebu.
Pada orang yang meluruhkan rasaku untuk bertemu.
Tetapi....
Dialah orang yang selalu tepat menentukan porsi rindu cintaku untuknya.
Ya, Tuhan.. Aku cinta kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar