Sabtu, 01 September 2018


"bagaimana bisa sedingin itu?"

tanyaku pada diri sendiri . untuk jiwa yang terlalu mati

di tengah peluh cerita manusia di luar sana, penuh tentang rinduan akan pelukan mesra
tentang cinta yang dirindukan
tentang hidup berdua yang didambakan

pun denganku di berbagai diam.
kemudian kulihat ke dalam.
kepastian. tersimpan. tak bertuan.

lalu untuk diriku
bagaimana bisa sedingin itu?
ketika sempat kubangun ruang untuk merindukanmu
kemudian kuhancurkan sendiri ketika kulihat kau tak kunjung beradu

aku pernah mendengarkannya
urutan riuh permintaan dari hati yang mulai mengabaikan
menyeberangi pinta
terpeleset realita

kemudian dingin mungkin jawabannya
sendiri di sudut coretan ingatan yang mengantarkannya
di satu detik lalu
semua sudah tak serasa. semua kini semu.

lalu, akankah kubiarkan mati?

terbang.
tinggi.
entah.
kelak. sudut mata akan merepresentasikannya.
nanar mengantar segala pembuktiannya.
apa yang didengar bisik hati.
tentang degup jantung yang tak bisa memungkiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar