Temaram dan maghrib
berbalut sebuah pesakitan
yang berlari di sudut kota tua
berhenti dia sejenak
di ujung perempatan dia terjatuh
mencari kawanannya
yang perlahan menghilang
dia kembali ke jalan sebelumnya
sejengkal dia berlari ke masa lalu
mencari kawanannya
mencari kemana ia ditinggalkan
sejenak malam meradang
maghrib ciptakan garis penenggelam hari
dia menangis
terbenam bersama tarian rembulan petang
dia berhenti sesaat
menyadari jalan yang tadi ia lewati
menangis berbalas
dia lupa tempat dia melaju tadi
dia kehilangan waktunya
tak bersambut lagi dengan sebuah kebahagiaan
direngkuhnya penyesalan
dia tertahan di jalan sebelumnya
dialah aku!
dialah yang kehilangan jejak indah di masa depannya
dialah kebodohan!
dialah yang berjuang untuk menemukan masa lalunya
dan akulah kebodohan itu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar