Senin, 16 Juli 2012

Tetanggaku Alay!

Haslo Brooh! Siapa di sini yang tinggal di daerah tertinggaaal? Hayo ngaku hayo ngakuuu. Tapi, siapa juga yang mau ngaku kalo tingal di daerah kaya gitu -_______- alah lupakan, bukan hal intim kok :D

Alkisah, kalian belum pernah kan yaa nandha critain tentang selukbelukmbuluk kediaman nandha. Naah jadi nandha ini tingal di daerah pergalauan, kota kediri coret, kabupaten juga ga kordes-kordes amat. Pernah tau kordes? Yuhuu. KORak nDESo :))

nandha tinggalnya di daerah tengah Kediri, yang masih masuk di daerah kabupaten, walopun mepet kota, dan harus disyukuri :)) di sebuah kelurahan yang cukup tersohor di kalangan pencari wangsit, atas dasar Petilasan Prabu Anom Ki Ajeng Dhoko. Yaaa. Doko!

Pernah tau anak alay berkeliaran? Sempat risih? Sempat bete? Sama. Tapi, kalian sempat bingung juga ga buat ngadepin makhluk macam begituan kalo ternyata mereka ditakdirkan buat jadi tetangga kalian? Nahloh! Bingung ngga tuh :))

Mungkin nandha bukan penulis yang sudah menemukan formula canggih dalam menghadapi hal ini, karena jujur bagi nandha, hal ini masih menjadi kemelut rumah tangga dan pribadi nandha sendiri *eaaaaahh

Jadi gini, karena di daerah perbatasan, penduduknya pun juga beragam. Yang berhasil menapakkan kaki di kota, mulai dari sekolah dan gaya hidupnya, bisa jadi artis. Mungkin karena dia bisa belajar "apa itu kampungan, ndeso, dsb" dari rumahnya dan "apa itu gaul, mbois, dsb" dari kehidupan sekolah dan lain-lainnya di kota. Setidaknya, dia bisa menyeimbangkan segalanya. Lalu, bagaimana dengan yang masih bertahan dengan gaya hidup yaaang .... Mmmmmh Kordes? Yuk kita simak.

Sebenernya menurut nandha pribadi, alay adalah korban dari modernisme dan budaya populer. Sang alayers disini, tepat berdiri di puncak rasa "ingin seperti" yang tidak kesampaian. Dan yang parah terjadi saat ini, khususnya di daerah nandha tinggal adalah "alay teriak alay" -________-
Beberapa waktu, nandha udah cukup kenyang denger curhatan, "nan, koncoku no yo mosok kordes raiso macak. jawaku takkon tuku klambi nek musashi jarene gak gelem" hemmm. semacam kehabisan kata-kata, saya hanya bisa tersenyum :)

lain hari, dengan orang yang lain pula, mencurhatkan rasa kagumnya atas sekolahan yang dia tempati saat ini. dan di salah satu cuplikan perbincangan, nandha nemuin satu kalimat yang cukup nyengil, "lek ndek smast yo pancen bocahe selain macak e banter, uteke yo banter, lek ndek sekolahku, macak tok sing banter, cahe gaul-gaul ngono e" usut punya usut, dia adalah siswa baru di sebuah sekolah yang selalu menjadi korban pembullyan sekolah-sekolah elite kota kediri.

Bingung kan guys? Di satu sisi, walopun kadar alay dalam diri seseorang itu pasti ada, tapi risih juga kan kalo ada tetangga yang sok gaul kayak gitu terus berkoar-koar dan membuat kita speechless dalam menghadapinya? Ha? Mau menghindari? Ya, coba aja dengerin lagu masa kecil, Desaku. Desaku yang kucinta pujaan hatiku, lho guys. Mau gimanapun, dia tetanggamu, temanmu hidup. Mau ngasih nasehat dan pengertian kalo dia alay? Bermental baja-kah kamu? :)

Guys, kalau diantara kalian ada yang merasa memiliki perasaan yang sama denganku *eapasih, ayok kita bikin forum pemuda peduli kealayan desa :) buat ndiskusiin kasus ini, karena jujur ku tak sanggup bila sendiri ._. permasalahan ini sudah terlalu menjadi permasalahan kompleks dalam hati dan sanubariku hahah.

Oke guys itu tadi secuil curhatan malam dari nandha, kalo ada yang mau komentar monggo dikomentarin, kalo ada yang mau ngasih saran, nandha nunggu-nunggu banget :) tetaplah berkarya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar